Pemain Terburuk 2022

Pemain Terburuk 2022

TRIBUNTORAJA.COM - Striker PSM Makassar berpaspor Portugal, Adilson Silva, pantas diberi gelar striker terburuk di Liga 1 Musim 2024/2025 hingga pekan ke-14.

Pasalnya, sudah 13 laga memperkuat PSM di musim ini, dengan total durasi bermain selama 532 menit, Adilson tak kunjunga cetak gol.

Bahkan, jangankan mencetak gol, Adilson juga tak memberi satu pun assist dalam terciptanya gol PSM di musim ini.

Untuk peluang yang diciptakan Adilson Silva juga terbilang minim.

Dari enam tembakan yang ia lepaskan, hanya tiga mengarah ke gawang.

Peluang diperoleh kerap tidak dimaksimalkan dengan baik oleh pemain nomor punggung 9 ini.

Salah satunya ketika PSM Makassar lawan PSS Sleman di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (13/12/2024) sore.

Adilson Silva solo run ke dalam kotak penalti, tapi tembakannya lemah sehingga bola berhasil dihalau Egha Rizky.

Urusan mencetak gol, dua bek PSM, Yuran Fernandes dan Aloisio Neto Soares lebih tajam dari Adilson Silva.

Hingga pekan 14 Liga 1 2024/2025, Yuran Fernandes dan Aloisio Soares masing-masing telah membukukan dua gol musim ini.

Dua gol Yuran Fernandes dijebloskan ke gawang Madura United dan Persebaya Surabaya.

Gol tersebut disarangkan memanfaatkan bola sepak pojok.

Pemain asal Tanjung Verde itu memaksimalkan postur badannya yang tinggi untuk menyundul bola.

Lalu Aloisio Soares mencetak gol ke gawang Dewa United dan PSS Sleman.

Finis Terburuk di Era Liga 1, Persebaya Berburu Pemain Jempolan, Rizky Ridho Masuk Bursa Transfer

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persebaya Surabaya menyelesaikan musim lalu dengan hasil yang jauh dari perkiraan.

Klub berjuluk Bajol Ijo itu finis di peringkat ke-12 pada Liga 1 2023/24.

Hasil tersebut menjadi torehan terburuk Persebaya di era Liga 1 atau sejak promosi di tahun 2018.

Direktur Operasional Persebaya Surabaya, Candra Wijaya, mengatakan hasil di musim lalu menjadi pelajaran penting manajemen tim Bajol Ijo.

Baca juga: Eks-Striker Timnas Indonesia Penemu Marselino: Dia Agak Tengil Tapi Tekniknya di Atas Rata-rata

"Ini paling sulit dijawab (target musim depan). Yang pasti tahun kemarin musim terburuk persebaya," kata Candra.

"Sejak kami di liga 1, kami tidak pernah seburuk musim lalu peringkat 12 dan bagi kami di manajemen itu jadi pelajaran berharga. Makannya kami ingin musim ini persiapan lebih rapi, kekuatan tim harus ditambah," paparnya.

Sejak 2018, di musim ini memang Persebaya belum pernah menyelesaikan musim di luar 10 besar.

Pada musim perdananya di 2018, Persebaya berakhir di peringkat kelima, di musim selanjutnya, Bajol Ijo bahkan menjadi runner-up.

Selanjutnya, di musim 2021/22 Persebaya berada di peringkat kelima dan musim 2022/23 berada di urutan keenam.

"Kalau bicara target yang pasti harus lebih baik dari musim-musim sebelumnya. Kami pernah di peringkat lima, kami pernah di peringkat dua, musim lalu musim terburuk kami di peringkat 12," ujar Candra.

"Kami di manajemen sudah menegaskan tidak boleh lagi seperti itu, harus lebih baik," sambungnya.

Demi terhindar dari 'lubang' yang sama Candra Wijaya mengatakan jika Persebaya akan melakukan evaluasi total.

50. Radamel Falcao (Manchester United, Chelsea)

49. Salif Diao (Liverpool)

48. Roque Junior (Leeds)

47. Nikola Jerkan (Nottingham Forest)

46. ​​Aleksandar Tonev (Aston Villa)

45. Sebastien Squillaci (Arsenal)

44. Ahmed Musa (Leicester City)

43. Agustin Delgado (Southampton)

42. Jean Makoun (Aston Villa)

41. Christian Poulsen (Liverpool)

40. Jo (Manchester City)

39. Andreas Cornelius (Cardiff)

38. Richard Kingson (Birmingham City, Wigan Athletic, dan Blackpool)

37. Torben Piechnik (Liverpool)

36. Dean Leacock (Derby County)

35. Yaya Sanogo (Arsenal)

34. Erik Meijer (Liverpool)

33. Konstantinos Chalkias (Portsmouth)

32. Andy van der Meyde (Everton)

31. Lukas Jutkiewicz (Everton, Burnley)

30. Mario Jardel (Bolton Wanderers)

29. Ade Akinbiyi (Leicester City)

28. Istvan Kozma (Liverpool)

27. Marcelino (Newcastle United)

26. Leon Cort (Burnley, Stoke City)

Data superkomputer mengungkapkan 11 pemain dengan performa terburuk sejauh ini di Liga Inggris termasuk duo bintang Liverpool, Sadio Mane dan Trent Alexander Arnold.

Mane secara mengejutkan mendapat nilai kedua terendah di bawah striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang yang hanya mampu mengemas tiga gol di 15 pertandingan.

Sport Bible melansir, data dari superkomputer Fantasy5 menggunakan algoritma berdasarkan skor yang diberikan Football Fantasy setiap pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aubameyang gagal memenuhi target performa per pekan. Musim ini, striker asal Gabon itu mencapai angka di bawah rata 4,1 poin setiap pekan. Ini menjadi nilai terendah di Premier League.

Sementara Mane menjadi pemain dengan angka terendah kedua di bawah Aubameyang. Sedangkan Alexander-Arnold di posisi ketiga dan harus berjuang keras untuk menyamai rekor musim lalu di mana ia mencetak empat gol dan 13 assist di Liga Inggris.

Penyerang Manchester United Mason Greenwood juga tercatat memiliki 2,8 poin di bawah rata-rata yang diharapkan. Sejauh ini ia hanya mampu mencetak satu gol dari 11 penampilan.

Data dari superkompeter Fantasy5 memang tak bisa dijadikan acuan pasti. Namun, pemberian nilai pemain agak menyerupai performa asli di lapangan seperti yang rutin dirilis Whoscored.

Bintang Chelsea Kai Havertz juga masuk daftar pemain dengan penampilan terburuk musim ini bersama winger Arsenal Willian dan bek Man Utd, Luke Shaw.

Daftar 11 pemain terburuk di Liga Inggris:

Kiper: Aaron Ramsdale (Sheffield United)

Bek Kanan: Trent Alexander-Arnold (Liverpool)

Bek Tengah: Enda Stevens (Sheffield United)

Bek Tengah: John Egan (Sheffield United)

Bek Kiri: Luke Shaw (Man United)

Sayap Kanan: Willian (Arsenal)

Gelandang: Kai Havertz (Chelsea)

Gelandang: Joao Moutinho (Wolves)

Sayap Kiri: Sadio Mane (Liverpool)

Penyerang: Pierre-Emerick Aubameyang (Arsenal)

Penyerang: Mason Greenwood (Man United)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liga Primer Inggris musim 2022/2023 telah berakhir, dan para pemenang dan pecundang telah dikonfirmasi. Berikut 11 pemain yang masuk ke dalam Starting XI terburuk musim 2022/2023:

Penjaga gawang Illan Meslier (Leeds United)

Pemain bertahan: Clement Lenglet (Tottenham), Lyanco (Southampton), Harry Maguire (Manchester United), Marc Cucurella (Chelsea)

Gelandang: Kalvin Phillips (Manchester City), Jonjo Shelvey (Nottingham Forest), Stuart Armstrong (Southampton)

Penyerang: Richarlison (Tottenham), Kai Havertz (Chelsea), Pierre-Emerick Aubameyang (Chelsea)

Tidak ada tim yang kebobolan lebih banyak gol di Liga Primer musim ini dibandingkan Leeds United, dan Meslier mengalami musim yang sulit di bawah mistar gawang sehingga hal pertama yang dilakukan Sam Allardyce saat menjadi pelatih adalah mencadangkan sang pemain muda asal Prancis itu.

Chelsea telah mengalami musim yang buruk sehingga sejumlah pemain mereka dapat masuk ke dalam daftar pemain terburuk, namun Cucurella sangat mengecewakan mengingat biaya yang dikeluarkan untuk memboyongnya dari Brighton pada musim panas lalu adalah sekitar 55 juta Poundsterling.

Maguire tampil sangat buruk musim ini sehingga sang kapten Man United hampir tidak pernah bermain. Dia menjadi starter dalam dua pertandingan pertama Erik ten Hag sebagai pelatih - kekalahan dari Brighton dan Brentford - tetapi sejak itu hanya menjadi starter dalam tujuh pertandingan liga karena pelatih asal Belanda tersebut lebih memilih Lisandro Martinez, Raphael Varane, Victor Lindelof, dan Luke Shaw sebagai bek tengah.

Southampton mengakhiri musim di dasar klasemen dengan 25 poin, terpaut enam poin dari Leeds di peringkat 19. Banyak pemain the Saints yang seharusnya masuk dalam daftar pemain - hanya James Ward-Prowse yang benar-benar terbebas dari kritikan setelah musim yang sangat buruk - namun Lyanco dan Stuart Armstrong merupakan yang terburuk dari sekian banyak pemain yang buruk.

Phillips mengakhiri musim dengan meraih medali juara Premier League, namun tidak memberikan kontribusi yang berarti. Meskipun tiba di Manchester City dari Leeds dalam kesepakatan senilai 45 juta poundsterling pada musim panas lalu, gelandang Inggris ini hanya tampil sebagai starter dalam dua pertandingan liga sepanjang musim.

Sementara itu, Shelvey mengalami masa-masa yang tak terlupakan di Nottingham Forest setelah bergabung dari Newcastle pada bulan Januari. Ia tampil delapan kali - tidak pernah mencetak gol - dan menyumbangkan satu gol untuk Aston Villa dalam kekalahan 2-0 di Villa Park, juga berselisih dengan manajer Steve Cooper.

Pierre-Emerick Aubameyang hanya mampu mencetak satu gol di liga sepanjang musim, sementara rekan setimnya di Chelsea, Kai Havertz, tidak bernasib lebih baik. Chelsea finis di papan bawah klasemen untuk pertama kalinya sejak 1996 dan hanya mampu mencetak 38 gol dari 38 pertandingan - lebih sedikit dari Leicester dan Leeds, yang akan bermain di Championship musim depan.

Banyak yang diharapkan dari Richarlison setelah gol-golnya membuat Everton bertahan di divisi utama musim lalu, namun hal tersebut tidak berjalan dengan baik di Tottenham. Sang pemain asal Brazil hanya mencetak satu gol di liga dalam debutnya di Spurs yang akan selalu diingat karena pertengkarannya dengan mantan pelatih Antonio Conte.

Mereka juga kemasukan 63 gol musim ini, lebih banyak dari tim lain yang berada di 10 besar; Lenglet bukanlah satu-satunya pemain bertahan Spurs yang mengalami kesulitan, namun ia mengalami musim yang buruk setelah dipinjamkan dari Barcelona.

Berikut ini koleksi poin para pemain yang tak cemerlang selama di Bali, berdasar data Fantasy Team BRI Liga 1 2021/2022 :

- Bagus Prasetiyo (PSS Sleman, Kiper, Poin : -7)

- Yuswanto Aditya (Barito Putera, Belakang, Poin : -4)

- Johan Yoga Utama (Persebaya Surabaya, Striker, Poin : -2)

- Adam Thomas Mitter (PSM Makassar, Belakang, Poin : -1)

- Dian Agus Prasetyo (Persik Kediri, Kiper, Poin : 0)

- Rio Fahmi (Persija Jakarta, Belakang, Poin : 0)

- Renan Silva (Barito Putera, Tengah, Poin : 0)

Bola.net - Premier League bisa dibilang merupakan liga paling kompetitif. Banyak pemain-pemain hebat dari belahan dunia yang mengadu nasib di sana.

Premier League menjadi satu di antara tolok ukur tantangan dalam karier profesional. Dalam setiap kesempatan bursa transfer, banyak pemain keluar dan masuk.

Dari Eric Cantona, Thierry Henry, Didier Drogba, Cristiano Ronaldo, Eden Hazard, hingga Sergio Aguero adalah deretan beberapa pemain sukses di Premier League. Tetapi, ada pemain yang terlihat kesulitan berkarier di Premier League.

Radamel Falcao, satu di antara pemilik nomor punggung 9 terbaik dunia, gagal total ketika bermain di Inggris.

Pemain asal Kolombia itu berujar Premier League sangat menuntut fisik dan kemampuan.

Tak hanya Radamel Falcao yang punya cerita buruk saat berkiprah di Premier League. Puluhan bahkan ratusan pemain lainnya juga memiliki cerita kegagalan menaklukkan kerasnya kompetisi kasta tertinggi Liga Inggris ini.

Four Four Two melakukan analisis, siapa saja pemain yang dianggap penampilannya dinilai paling buruk sepanjang era Premier League. Bukan pekerjaan yang mudah dilakukan, karena acuan yang dipakai juga harus jelas.

Four Four Two menambahkan, pemain yang masuk daftar lantas bukan berarti pemain yang secara keseluruhan berpenampilan buruk, melainkan hanya semasa berkiprah di Premier League saja.

Buruknya penampilan itu bisa disebabkan banyak hal, mulai kerap dihantam cedera, telah berumur, hingga tak mendapat posisi pas dalam skema tim.

Berikut ini deretan pemain yang kesulitan menjalani karier sepak bola di Premier League.

Bruno Fernandes, kapten Manchester United yang baru diangkat pada tahun lalu, kini tengah menjadi sorotan terkait performanya yang menurun di Premier League musim ini.

Meskipun dia berhasil membawa Setan Merah meraih kemenangan di Piala FA melawan Manchester City pada akhir musim lalu, kontribusi individunya pada awal musim baru ini dianggap mengecewakan.

Dalam lima pertandingan Premier League terakhir, pemain internasional Portugal itu hanya mampu mencatatkan satu assist, sesuatu yang jauh dari harapan bagi pemain sekelas dirinya.

Statistik menunjukkan bahwa Fernandes mengalami kesulitan dalam mempertahankan penguasaan bola. Data terbaru menyebutkan bahwa gelandang asal Portugal tersebut kehilangan bola lebih sering daripada pemain lainnya di Premier League.

Dalam 34 kesempatan, dia tercatat kehilangan bola, yang berarti rata-rata hampir tujuh kali per pertandingan. Ini adalah angka yang mengkhawatirkan, terutama untuk seorang pemain dengan peran sentral di lini tengah Manchester United.

Performa buruk Fernandes ini semakin menambah tekanan di pundak Erik Ten Hag, pelatih Manchester United, yang juga tengah berjuang untuk membawa timnya kembali ke jalur kemenangan.

United hanya berhasil meraih dua kemenangan dalam lima laga awal Premier League musim ini, sebuah pencapaian yang jauh di bawah ekspektasi, terutama setelah investasi besar yang dilakukan pada bursa transfer musim panas.

Posisi Manchester United di klasemen saat ini juga tak mengesankan. Mereka hanya duduk di posisi ke-11, setelah hasil imbang tanpa gol melawan Crystal Palace pada akhir pekan lalu.

Meski masih ada banyak waktu untuk memperbaiki posisi di klasemen, situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan pendukung klub, yang berharap timnya bisa bersaing di papan atas.

Untuk Fernandes sendiri, peningkatan dalam penguasaan bola dan kontribusi lebih besar dalam mencetak gol maupun assist adalah hal yang sangat diperlukan jika dia ingin membawa United kembali ke performa terbaik.

Banyak yang berharap Fernandes bisa kembali ke performa terbaiknya seperti beberapa musim sebelumnya, ketika ia menjadi salah satu pemain paling berpengaruh di Premier League.

Jika tidak, tekanan dari pendukung dan media mungkin akan semakin besar, saat beberapa sudah ada yang menyuarakan untuk memberi kesempatan kepada Christian Eriksen untuk peran No.10.