Cara Kerja Algoritma Youtube Shorts

Cara Kerja Algoritma Youtube Shorts

Tips Memanfaatkan Algoritma Milik YouTube

Tidak semua faktor yang dipentingkan sistem rekomendasi YouTube bisa kamu penuhi. Namun, agar kemungkinan videomu direkomendasikan bertambah besar, ada beberapa hal yang bisa kamu upayakan, termasuk:

Nah, di bawah ini adalah delapan tips yang bisa membantumu mewujudkan upaya-upaya tersebut:

Parameter Algoritma Instagram

Algoritma Instagram menggunakan beberapa parameter untuk menentukan konten apa yang muncul di feed, Stories, Explore, dan Reels. Berikut adalah parameter-parameter utama yang digunakan:

Mengikuti Tren dan Update Algoritma

Algoritma Instagram terus berubah, jadi penting untuk tetap up-to-date dengan tren terbaru dan perubahan algoritma. Ikuti blog dan sumber daya terpercaya untuk mendapatkan informasi terbaru.

Mengadakan Giveaway dan Kontes

Giveaway dan kontes adalah cara efektif untuk meningkatkan engagement dan menarik pengikut baru. Pastikan aturan giveaway jelas dan mudah diikuti, serta hadiah yang ditawarkan menarik bagi audiens Anda.

Timeliness (Ketepatan Waktu)

Konten yang lebih baru cenderung mendapatkan prioritas untuk ditampilkan di feed. Algoritma menganggap konten baru lebih relevan, sehingga waktu posting menjadi sangat penting. Mengetahui waktu terbaik untuk posting bisa meningkatkan peluang konten Anda dilihat lebih banyak orang.

Ajak Audiens Menonton Videomu Yang Lain

Ingin tahu siasat lain untuk meningkatkan jumlah views demi memenuhi syarat algoritma YouTube? Mendorong penonton untuk melihat videomu yang lain adalah salah satunya.

Ada beberapa cara untuk melakukan hal tersebut. Yang paling sederhana yaitu mengingatkan audiens di akhir video untuk cek konten lainnya di channel-mu.

Selain itu, kamu bisa mempromosikan konten lain secara spesifik. Caranya dengan menambahkan Cards, fitur YouTube yang berupa teks link di pojok kanan atas pemutar video.

Kamu bebas melampirkan link video apapun menggunakan Cards. Namun, lebih baik jika kamu memilih konten yang topiknya berkaitan. Selain berguna untuk memancing views, penggunaan Cards bisa membantu algoritma YouTube untuk memahami niche channel-mu.

Misalnya, kamu memiliki video tentang cara mendapatkan uang dari YouTube. Di video tersebut kamu menjelaskan tentang salah satu caranya, yaitu affiliate marketing. Nah, pembahasan topik itu saat yang tepat untuk menampilkan Cards video tentang affiliate marketing.

Selain Cards, kamu juga bisa memanfaatkan End Screen. Fitur ini mirip dengan Cards, tetapi berupa thumbnail dan muncul di akhir video.

Supaya penggunaan Cards dan End Screen maksimal, jangan lupa sebutkan call-to-action atau ajakan. Dengan begitu, penonton tidak akan bingung ketika link atau thumbnail video lain muncul di konten yang sedang mereka simak.

Konten Tidak Relevan dengan Audiens

Mengenal audiens Anda sangat penting. Pastikan konten yang Anda buat relevan dan menarik bagi mereka. Konten yang tidak relevan akan mendapatkan engagement yang rendah.

Memahami cara kerja algoritma Instagram dan menerapkan strategi yang tepat dapat membantu Anda meningkatkan visibilitas dan engagement konten Anda. Dengan konsistensi, kualitas konten, interaksi dengan audiens, dan penggunaan fitur-fitur Instagram yang optimal, Anda dapat memenangkan algoritma dan membuat konten Anda viral. Ingin meningkatkan kehadiran bisnis Anda di Instagram? Next Digital siap membantu dengan layanan social media marketing profesional.

Apakah kamu content creator yang ingin videonya di YouTube dilihat lebih banyak orang? Kalau iya, kamu harus kenal dengan algoritma YouTube. Sebab, algoritma ini merupakan sistem yang menampilkan videomu kepada pengguna YouTube.

Nah, bagaimana cara kerja algoritma milik YouTube? Apa yang harus kamu lakukan agar sistem rekomendasi konten tersebut mau menyarankan videomu kepada orang banyak? Simak artikel ini sampai selesai untuk mencari tahu!

Cara Kerja Algoritma YouTube Terbaru

Sistem rekomendasi YouTube terkini meneruskan personalisasi yang telah dilakukan sejak 2015. Bedanya, sekarang ada beberapa faktor tambahan yang dipertimbangkan, yaitu:

Kinerja sistem milik YouTube juga tergantung dengan lokasi rekomendasi video. Berikut ini adalah cara kerja algoritma YouTube di masing-masing tempat:

Beranda merupakan halaman pertama yang pengguna jumpai ketika mengakses website maupun aplikasi YouTube. Karena pengguna belum menunjukkan topik yang ingin disimak, algoritma YouTube otomatis menyarankan konten berdasarkan riwayat tontonan dan pencarian.

Kalau kemarin kamu menonton beberapa tutorial menghias kamar tidur, kemungkinan video serupa akan muncul di beranda saat kamu membuka beranda YouTube pagi ini. Bahkan, kamu mungkin juga akan melihat konten lain dari channel-channel yang baru-baru ini kamu simak.

Untuk memastikan kualitas rekomendasi, algoritma milik YouTube di beranda juga menyarankan video dengan memperhatikan tiga faktor, yaitu:

Dengan kata lain, konten di beranda YouTube umumnya adalah yang ditonton dan disukai banyak audiens.

Cara Kerja Algoritma Instagram

Algoritma Instagram bekerja dengan menganalisis berbagai parameter di atas untuk menyajikan konten yang paling relevan dan menarik bagi setiap pengguna. Berikut adalah cara kerja algoritma di beberapa fitur utama Instagram:

Feed Instagram adalah tempat utama di mana konten dari akun yang diikuti muncul. Algoritma mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu posting, interaksi sebelumnya, dan relevansi konten. Konten yang mendapatkan banyak like dan komentar dalam waktu singkat setelah diposting cenderung muncul lebih tinggi di feed pengikut.

Stories memiliki algoritma yang sedikit berbeda, fokus pada interaksi dan hubungan. Stories dari akun yang sering dilihat atau diberi interaksi (seperti pesan atau reaksi) akan muncul lebih dulu. Ini mendorong pengguna untuk tetap terhubung dengan akun-akun yang mereka anggap penting.

Halaman Explore dirancang untuk memperkenalkan pengguna pada konten baru yang mungkin menarik bagi mereka. Algoritma di sini sangat bergantung pada minat dan interaksi sebelumnya. Konten yang viral dan mendapatkan banyak engagement dalam kategori tertentu lebih mungkin muncul di halaman Explore.

Reels adalah fitur video pendek yang sangat mirip dengan TikTok. Algoritma Reels menilai engagement, kualitas video, penggunaan musik, dan tren saat ini. Video yang kreatif, menarik, dan sesuai dengan tren musik cenderung mendapatkan lebih banyak eksposur.

Sejarah Singkat Algoritma YouTube

Sistem rekomendasi video yang digunakan YouTube terus dikembangkan agar semakin meningkatkan kepuasan pengguna. Mari lihat perubahan algoritma dari awal berdirinya YouTube secara sekilas.

Di tahun-tahun pertamanya, YouTube menggunakan algoritma yang mengutamakan jumlah klik dan views (penayangan). Jadi, unggahan kreator bisa direkomendasikan asal menjadi viral.

Oleh karena itu, tidak heran jika membagikan video di platform lain merupakan upaya utama content creator untuk “mematuhi” algoritma YouTube. Bahkan, banyak YouTuber mengandalkan judul dan thumbnail yang bersifat clickbait untuk meningkatkan jumlah views dengan cepat.

Alhasil, kepuasan pengguna YouTube menjadi rendah. Sebab, judul dan thumbnail konten yang beredar di beranda mereka tidak benar-benar mencerminkan isinya.

Di masa ini, sistem rekomendasi YouTube memprioritaskan dua faktor, yaitu:

Dari kedua kriteria itu, bisa disimpulkan bahwa video yang mampu membuat penonton tidak beranjak adalah konten bermanfaat dan patut disuguhkan kepada pengguna YouTube lainnya.

Untuk menghadapi perubahan besar pertama pada algoritma YouTube, sebagian kreator memilih untuk membuat video yang lebih pendek. Tujuannya agar lebih banyak penonton yang menyaksikan video hingga selesai.

Sementara itu, ada juga para YouTuber yang mencoba long-form content atau video berdurasi panjang untuk menambah waktu yang dihabiskan penonton di video mereka.

Namun demikian, dua kriteria baru yang digunakan dalam sistem YouTube tidak mampu memperbaiki kualitas rekomendasi video secara signifikan. Pasalnya, content creator bisa mengakalinya dengan meminta bantuan pihak lain untuk meningkatkan watch time dan video completion.

YouTube mulai berupaya melakukan personalisasi pada rekomendasi kontennya. Untuk mendukung upaya itu, platform tersebut melakukan survei terhadap sejumlah penggunanya.

Selain itu, algoritma YouTube juga mempelajari preferensi pengguna melalui tombol like, dislike, share, dan not interested. Jadi, topik video yang pengguna temukan di beranda akan lebih sesuai kesukaannya.

Sembari meningkatkan kemampuan sistemnya dalam memberikan rekomendasi bersifat personal, YouTube menggalakkan hukuman bagi konten-konten yang melanggar pedoman komunitasnya. Sanksi yang dimaksud meliputi teguran, demonetisasi video, dan penghapusan paksa.

Hingga saat artikel ini ditulis, YouTube terus menyempurnakan algoritmanya agar tepat sasaran dalam menentukan isi video yang dianggap melanggar. Tujuannya agar platform tersebut bisa memberikan kebebasan berpendapat untuk semua penggunanya dalam batasan yang positif.